Kamis, 17 Mei 2012

4 Bulan, 155 Pelajar Makassar Tersangkut Narkoba
ILUSTRASI
HEADLINE NEWS, MAKASSAR - Dalam kurun waktu empat bulan di tahun 2012, tercatat seorang oknum polisi, empat orang pegawai negeri sipil (PNS) dan 155 pelajar tersangkut kasus narkoba dan telah diproses oleh Polrestabes Makassar.

Menurut data yang diperoleh dari Satuan Narkoba Polrestabes Makassar, polisi berhasil mengungkap 121 kasus dengan jumlah tersangka sebanyak 155 orang pada tahun 2012.

Jumlah ini mengalami peningkatan sekitar 30 persen dibandingkan tahun sebelumnya, yakni 234 kasus dengan 233 orang tersangka sepanjang 2011.

Dalam pengungkapan kasus narkoba tahun ini, polisi berhasil menyita barang bukti 1.011 butir ekstasi, 4 kilogram ganja kering, serta 450,3 gram sabu-sabu.

Kepala Satuan Narkoba Polrestabes Makassar, Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Masrur mengatakan, peredaran narkoba di Makassar kian memprihatinkan sebab mengarah ke kalangan pelajar dan anak di bawah umur.

"Peredaran narkoba di Makassar sudah sangat meresahkan, bahkan hingga ke dalam rumah tahanan (rutan) maupun lembaga pemasyarakatan (lapas). Makanya kami terus berkoordinasi dengan pihak Badan Narkotika Nasional (BNN), rutan, lapas, dan menggelar ceramah-ceramah narkoba di sekolah-sekolah," katanya.

Menurut informasi yang diperoleh, lanjut Masrur, bandar narkoba di Makassar merupakan pemain lama. Bahkan, bandar yang sudah mendekam di rutan atau lapas masih bisa menjalankan bisnis haram tersebut dari balik jeruji besi.

"Diduga terpidana masih menjalankan bisnisnya, meski sudah dipenjara. Saya harapnya sih, kalau perlu Rutan dan Lapas dilengkapi dengan camera CCTV agar lebih terkontrol," harapnya.

Rabu, 16 Mei 2012

 Pasir Sisa Tambang Freeport Patut Diwaspadai
 
Tambang terbuka Grasberg merupakan bagian dari gunung api yang telah mati.Tambang yang fotonya diambil, Jumat (25/11/2011) itu rencananya akan dihentikan operasi penambangannya pada tahun 2016.
HEADLINE NEWS, TIMIKA - PT Freeport Indonesia, pertambangan penghasil emas, tembaga dan perak yang terletak di Kabupaten Mimika, Provinsi Papua, sejak beroperasinya tak pernah luput dari sorotan pencemaran lingkungan yang ditimbulkan oleh limbah sisa tambang atau tailing.

Polemik ini terjawab dari hasil Penelitian yang dilakukan oleh Kementerian Lingkungan Hidup tahun 2011 lalu, di mana kandungan logam berat dalam air sungai Ajkwa dan sungai Otomona, tempat mengalirkan limbah tambang PT. Freeport Indonesia masih berada di bawah ambang batas standar lingkungan yang ditentukan oleh Pemerintah.

Hal ini disampaikan Deputi IV, Bidang Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3), limbah B3 dan sampah, Kementerian Lingkungan Hidup Republik Indonesia, Masnellyarti Hilman, saat mendampingi Menteri Negara Lingkungan Hidup, Bathasar Kambuaya dalam kunjungan kerja ke PT. Freeport Indonesia, Selasa (15/5/2012) kemarin di Timika, Kabupaten Mimika, Papua.

Menurut Masnellyarti, tailing atau pasir sisa tambang PT Freeport Indonesia memang mengandung logam berat yang bersifat kronis dengan kapasitas rendah. Namun jumlah tailing yang sangat besar sehingga patut diwaspadai.

Masnellyarti mengatakan, upaya dari perusahaan meminimalkan dampak dari logam berbahaya yang terkandung dalam limbah dengan menambah larutan basah untuk menurunkan kadar keasaman limbah, sehingga kandungan logam berbahaya ini tidak mempengaruhi lingkungan.“Setelah dilakukan uji karakteristik, dengan mengambil sampel di sejumlah tempat yang dianggap terjadi pencemaran, memang ada kandungan logam yang bersifat berbahaya dan beracun, namun sudah diupayakan oleh mereka mencegah sifat bahayanya itu,” tegas Masnellyarti.

Kepada wartawan di Hotel Rimba Papua, Timika, Masnellyarti dengan tegas membantah bahwa dalam proses pemisahan emas, tembaga, dan perak, PT Freeport Indonesia tidak menggunakan sianida ataupun mercuri.

Pernyataan Deputi IV, Kementerian Lingkungan Hidup ternyata berbeda dengan temuan PT. Santika Consulindo, konsultan yang dipakai oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Mimika, saat melakukan kajian pengembangan industri pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya ikan di Kabupaten Mimika tahun 2010 lalu.

Dari laporan akhir Penelitian yang dilakukan PT. Santika Consulindo, dinyatakan bahwa telah terjadi dampak cemaran dari polusi logam berat seperti timbal (Pb) dan Mangan (Mg) yang telah melebihi batas baku mutu air untuk biota sesuai PerMENLH Nomor 51 Tahun 2004.

Terkait temuan ini, Masnellyarti mengaku belum mendapat laporan ini. Rencananya kunjungan kerja Menteri Negara Lingkungan Hidup yang didampingi dua deputi dan sejumlah staf kementerian yang tiba kamarin pagi, sudah berkunjung ke Tembagapura. Rencananya kunjungan berlangsung hingga Rabu hari ini (16/05/2012) dan akan mengunjungi sejumlah tempat di areal perusahaan.

Selasa, 15 Mei 2012

Ada Ledakan Keras di Tengah Bentrokan
 
Motor dibakar dalam bentrok antarwarga di Kota Ambon
AMBON  - Ledakan hebat terdengar di lokasi bentrok antarwarga di kawasan Mardika Kota Ambon, Selasa (15/5/2012) pagi. Ledakan yang terjadi pukul 06.30 WIT tersebut diperkirakan terdengar hingga radius dua kilometer. Suara dentuman yang keras sempat mengagetkan warga yang tengah adulempar di dalam bentrokan.

Hingga berita ini diturunkan, belum diketahui asal suara ledakan tersebut. Namun, diduga sejumlah warga terluka akibat ledakan tadi dan telah dilarikan ke rumah sakit terdekat.

Ledakan bahkan membuat aspal di Jalan Jenderal Sudirman berlubang.  Warga yang terlibat baku lempar langsung lari berhamburan. Satu warga yang terluka langsung dievakuasi warga lainnya.

Seperti yang beritakan sebelumnya, bentrokan di Ambon terjadi saat perayaan Hari Ulang Tahun Pattimura. Kejadian bermula ketika iring–iringan obor Pattimura melintasi Kawasan Mardika Kota Ambon sekitar pukul 06.10 Wit.

Berdasarkan informasi yang terhimpun, bentrokan dipicu lemparan warga ke arah obor Pattimura. Belum ada keterangan resmi dari pihak kepolisian terkait kejadian ini, namun akibat insiden tersebut, situasi di Kota Ambon sempat tegang. Ratusan aparat keamanan dari TNI dan Polisi kini masih bersiaga dengan senjata lengkap di perbatasan dua desa yang terlibat bentrok.

Sabtu, 12 Mei 2012

Inilah Jembatan di Dalam Kolong Jembatan
 
 Warga Praguman, Tuntang, kabupaten Semarang mempunyai jembatan penyeberangan yang unik. Yakni, jembatan yang dibangun didalam kolong jembatan.
UNGARAN - Kreativitas kadang muncul dari situasi yang serba terbatas. Sebuah jembatan penyeberangan di Praguman, Tuntang, kabupaten Semarang dibuat di luar kelaziman, yakni di atas sungai dalam kolong jembatan jalan raya.

Keselamatan, menjadi satu-satunya alasan mengapa jembatan ini masih bertahan sejak dari zaman Belanda. Jembatan berkonstruksi kayu ini sangat vital bagi warga kampung Praguman yang dipisahkan secara demografis oleh Jalan raya Tuntang - Salatiga yang merupakan jalur utama Semarang - Solo.

Warga Praguman Wetan yang hendak ke masjid atau sawah yang letaknya dibarat jalan raya, harus melewati jembatan ini jika tak ingin "setor" nyawa. Pasalnya, tak mudah memutus arus kendaraan yang rata-rata melintas dengan kecepatan tinggi.

"Yang paling rawan itu pada saat anak-anak masuk ke sekolah dan jam pulang sekolah. Untunglah ada jembatan itu, sehingga orangtua tak perlu was-was lagi," kata Agus Santoso (54), Pemilik warung kopi yang ada di depan SDN 1 Tuntang.
 
Warga Praguman, Tuntang, kabupaten Semarang mempunyai jembatan penyeberangan yang unik. Yakni, jembatan yang dibangun didalam kolong jembatan.
"Jembatan di bawah jembatan" begitu warga menyebut, mempunyai panjang 15 meter dan lebar 1 meter. Pada dinding kolong jembatan, terdapat dua buah lampu penerangan yang menyala 24 jam. Untuk masuk ke dalamnya, orang dewasa harus membungkuk karena tinggi kolong dari lantai jembatan kurang dari 1,2 meter.

"Dulu sebelum jembatan di atasnya direhab, jembatan penyeberangan ini cukup lebar. Ada sekitar 2,5 meter lebarnya dan tinggi 1,5 meter. Jadi warga tak terlalu membungkuk ketika masuk," kata Ariyatno (37), warga Praguman Kulon.

Sekitar tiga tahun yang lalu pemerintah membongkar jembatan di atasnya menyusul pelebaran jalan raya. Pada saat itu, kata Ariyatno, warga meminta agar kolong jembatan bisa dibangun lebih tinggi supaya sepeda motor bisa lewat. Namun kenyataanya, ukuran lebar maupun tinggi kolong justru semakin berkurang.

Menurut pengakuan Ariyatno, jembatan penyeberangan bawah kolong ini sudah ada sejak ia lahir. Mbah Parjan, kakeknyalah yang pertama kali membuat jembatan ini pada zaman Belanda dengan menggunakan matrial bambu. Pekerjaan Mbah Parjan sebagai pembuat batu bata, membuatnya seringkali harus menyeberang jalan raya dari rumahnya yang ada disisi timur jalan menuju persawahan di bagian barat jalan raya.

"Karena harus bolak-balik, sedangkan menyeberang jalan ini butuh waktu lama apalagi jika sedang bawa keranjang rumput. Muncullah ide Mbah Parjan membuat jembatan penyeberangan ini," kata Ariyatno.

Jembatan penyeberangan ini, kata Ariyatno, beberapa kali diperbaiki oleh warga untuk mengganti kayu-kayunya yang lapuk. Kerusakan terparah pernah terjadi saat sungai di bawahnya diterjang banjir bandang beberapa tahun yang lalu.

Warga berharap pemerintah bisa membangunkan sebuah jembatan penyeberangan yang layak dan lebih aman. 

Jumat, 11 Mei 2012

Korban Gamalama Ditanggung Pemkot
Aktivitas Gunung Gamalama kembali menurun, Senin (12/12/2011), sehari pascaletusan kedua Minggu petang. Erupsi gunung setinggi 1.715 meter di atas permukaan laut itu fluktuatif karena kondisinya belum stabil.
TERNATE — Pemerintah Daerah Kota Ternate, Maluku Utara, membantu meringankan korban banjir lahar dingin Gunung Gamalama dengan menanggung seluruh biaya pengobatan. Adapun bagi korban meninggal, Pemerintah Kota Ternate juga turut menyantuninya.

Wakil Wali Kota Ternate Arifin Djafar, Kamis (10/5/2012), mengatakan, pihaknya akan menanggung seluruh biaya pengobatan bagi korban banjir lahar dingin yang saat ini tengah dirawat di Rumah Sakit Daerah Hasan Bousoiri, Ternate. "Untuk korban meninggal kami menyantuni keluarganya," kata Arifin.

Dia menambahkan, setiap korban meninggal disantuni sebesar Rp 5 juta. Korban luka-luka yang saat ini masih dirawat di Rumah Sakit Daerah Hasan Buosiri sebanyak 13 orang.

Sementara itu ratusan jiwa lainnya hingga kini masih bertahan dipengungsian. Total pengungsi yang menyebar di beberapa tempat di Kota Ternate mencapai 175 kepala keluarga atau 696 jiwa. Korban meninggal hingga saat ini dilaporkan sebanyak 5 orang, dan 9 orang masih dinyatakan hilang karena belum ditemukan. Upaya pencarian korban hilang masih tetap dilakukan. 

Kamis, 10 Mei 2012

Puing Sukhoi Terlihat di Tebing Gunung Salak
 
 Pesawat Sukhoi Superjet 100
JAKARTA —  Tim SAR Udara yang menggunakan helikopter mengatakan telah melihat puing pesawat Sukhoi Superjet 100 di daerah Cidahu, kawasan Kabupaten Bogor, di tebing Gunung Salak. Pesawat terlihat di pinggir tebing, di daerah yang diduga agak sulit dijangkau lewat jalan darat.

Mayor Ali Umri Lubis, Kepala Penerangan dan Perpustakaan Lanud Atang Sendjaja, Bogor, dalam wawancara di Metro TV menyatakan, pesawat berada di ketinggian 5.500 kaki di atas permukaan laut (atau di ketinggian sekitar 1.676 meter). "Titiknya sudah kami ketahui. Akan tetapi, kondisi pesawat masih belum jelas karena kami melihat dari ketinggian," kata Mayor Ali.
Pesawat Sukhoi Superjet 100 dengan nomor penerbangan RA36801 hilang kontak pada koordinat 06° 43' 08" Lintang Selatan dan 106° 43' 15" Bujur Timur. Koordinat itu diperkirakan dekat Cidahu, Gunung Salak.

Penerbangan yang dilakukan pesawat milik Rusia tersebut merupakan bagian dari demonstrasi penerbangan yang diselenggarakan oleh PT Trimargarekatama. Perusahaan tersebut merupakan agen yang memperkenalkan pesawat Sukhoi kepada perusahaan penerbangan di Indonesia.

Pesawat tersebut melakukan penerbangan sebanyak dua kali. Penerbangan pertama dari Halim Perdanakusuma menuju Pelabuhan Ratu pukul 12.00 WIB dengan penumpang pebisnis di bidang penerbangan. Setelah terbang sekitar 35 hingga 45 menit, pesawat pun kembali ke Halim Perdanakusuma dalam kondisi selamat.

Penerbangan kedua dilakukan pukul 14.12 WIB dengan mengangkut hampir 50 orang. Delapan orang di antaranya merupakan awak pesawat warga Rusia. Penumpang lainnya dari media massa dan utusan perusahaan di bidang penerbangan.

Medan pencarian pesawat Sukhoi di Gunung Salak dipastikan sangat berat karena vegetasi yang sangat lebat dengan kontur yang ekstrem. Kesulitan lainnya adalah faktor cuaca yang buruk berupa kabut dan hujan yang sering terjadi di gunung tersebut.

Rabu, 09 Mei 2012

173 Kepala Daerah Hasil Pilkada Tersangkut Korupsi
 
 Wakil Ketua MPR Lukman Hakim Saifuddin
DENPASAR — Pemilihan kepala daerah secara langsung yang telah berjalan sekitar delapan tahun ternyata banyak melahirkan pemimpin-pemimpin korup. Sedikitnya 173 kepala daerah, yang dipilih secara langsung dalam pilkada, tersangkut kasus korupsi.
Jumlah ini 37 persen dari total kepala daerah yang dipilih langsung. Ekses negatif dari pilkada langsung adalah kecenderungan munculnya politik uang sehingga memaksa pemimpin terpilih untuk berusaha mengembalikan "modal" saat menjabat.
"Money politic sangat tinggi dan memaksa orang yang terpilih harus mengembalikan biaya yang telah dikeluarkan," ujar Wakil Ketua MPR Lukman Hakim dalam seminar bertajuk "Tinjauan terhadap Pemilukada Langsung dalam Rangka Penguatan Sistem Demokrasi dan Otonomi Daerah" di Denpasar, Selasa (8/5/2012).
MPR kini tengah mencari formula yang tepat agar pilkada langsung terhindar dari beragam ekses negatif, khususnya politik uang. "Tujuan pemilukada langsung sebenarnya sangat baik agar kedaulatan rakyat dapat terpenuhi. Namun, sistem ini harus menjamin munculnya kepala daerah yang berkompeten dan memiliki kemampuan untuk untuk mengelola daerah," kata Lukman.
Ketua Panitia Perancang Undang-Undang Dewan Perwakilan Daerah RI Wayan Sudhirta juga sepakat bahwa sistem pilkada langsung ini tetap berjalan karena masyarakat dapat menentukan pemimpinnya sendiri. Ia mengatakan, solusi sementara atas masalah politik uang dalam pilkada ini dapat dilakukan, salah satunya dengan memperketat aturan kampanye. "Teknis kampanye juga harus dibatasi, misalnya dengan melarang kampanye terbuka dan dibatasi hanya kampanye dialogis," jelas Sudhirta.